Close
Mencegah Komplikasi 22/12/2020

Apa itu Nefropati?

Apa itu Nefropati?

Definisi

Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes. Satu dari empat pengidap diabetes mengalami kondisi ini.

 

Ginjal memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang sisa metabolisme serta kelebihan air dan garam dalam darah melalui urine. Organ tubuh satu ini juga membantu mengendalikan tekanan darah dan membuat hormon yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat.

 

Jika fungsi ginjal mengalami gangguan, sisa metabolisme yang beracun akan menumpuk dan menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan.

 

Penyebab

Pada diabetes, kadar gula darah yang terus-menerus tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam ginjal. Ketika pembuluh darah tersebut rusak, fungsinya untuk menyaring darah menjadi terganggu. Ginjal juga lebih rentan rusak jika diabetesi memiliki kondisi tekanan darah tinggi (hipertensi).

 

Beberapa faktor risiko berikut juga meningkatkan peluang diabetesi untuk mengalami nefropati diabetik:

  • Berasal dari ras Afro-Amerika, Amerika-India, atau Hispanik
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Memiliki penyakit jantung
  • Memiliki riwayat keluarga dengan gagal ginjal
  • Jarang melakukan aktivitas fisik
  • Tidak memiliki pola makan yang baik
  • Mengonsumsi makanan tinggi garam
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengalami gangguan penglihatan akibat diabetes (retinopati diabetik) atau gangguan saraf (neuropati diabetik).

Gejala

Nefropati diabetik umumnya tidak menimbulkan keluhan hingga fungsi ginjal telah banyak menurun. Takaran urine yang diproduksi tidak bisa menjadi patokan, karena sebagian besar orang yang mengalami nefropati diabetik tetap memiliki jumlah urine yang normal.

 

Pada stadium lanjut, tanda dan gejala nefropati diabetik dapat berupa:

  • Tekanan darah yang sulit terkontrol meski dengan obat
  • Terdapat protein di dalam urine
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, tangan, atau mata
  • Meningkatnya keinginan untuk berkemih
  • Berkurangnya kebutuhan akan insulin atau obat antidiabetes
  • Bingung, sulit fokus atau berkonsentrasi
  • Hilangnya nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Timbul rasa gatal-gatal yang menetap
  • Kelelahan

 

Ginjal yang berfungsi normal dapat menyaring protein sehingga tidak bocor ke dalam urine. Oleh sebab itu, pengukuran kadar protein di dalam urine merupakan salah satu pemeriksaan penting untuk mendeteksi nefropati diabetik. Secara bersamaan, dapat pula dilakukan pemeriksaan darah untuk menilai fungsi ginjal.

 

Pengobatan

Kunci utama dalam mengobati nefropati diabetik adalah mengelola diabetes agar mencapai kadar gula darah yang ditargetkan. Bila terdapat tekanan darah tinggi, diabetesi juga perlu mengendalikannya hingga mencapai target. Dengan mengontrol keduanya, penurunan fungsi ginjal dapat diperlambat.

 

Jika nefropati diabetik masih di tahap awal, pengobatan ditujukan untuk:

  • Mencapai target pengendalian gula darah, yakni kadar hemoglobin A1C (HbA1C) kurang dari tujuh persen.

Mengendalikan tekanan darah dengan target di bawah 140/90 mmHg. Biasanya dibantu dengan obat darah tinggi golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors atau angiotensin II receptor blockers (ARB). Zat aktif dalam obat-obatan ini memiliki akhiran –pril atau –sartan.

 

Meski tidak aman digunakan oleh wanita hamil, hasil studi mengatakan bahwa kedua jenis golongan obat tersebut dapat memperlambat kerusakan ginjal pada diabetesi dengan tekanan darah tinggi dan nefropati diabetik.

 

  • Mengontrol kadar protein di dalam urine. Beberapa obat dapat menurunkan kadar protein albumin di dalam urine dan memperbaiki fungsi ginjal.
  • Menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Biasanya, cara ini menggunakan obat antikolesterol dari golongan statin. Obat jenis ini juga dapat membantu mengurangi kadar protein di dalam urine.
  • Menjaga kesehatan tulang melalui obat-obatan yang memengaruhi keseimbangan kalsium fosfat.

Untuk mencapai tujuan pengobatan, konsumsi obat yang tepat perlu dikombinasikan dengan perencanaan makan yang baik. Dengan adanya penurunan fungsi ginjal, komposisi makanan dan minuman yang dikonsumsi diabetesi sehari-hari mesti berubah.

 

Secara prinsip, ada lima hal yang perlu diperhatikan terkait pola makan diabetesi yang mengalami nefropati diabetik:

  • Konsumsi makanan rendah garam, yakni rendah kadar mineral natrium. Batasannya adalah kurang dari 2.400 mg garam natrium per hari atau tiga perempat sendok teh.

 

  • Konsumsi protein dalam jumlah dan jenis yang tepat. Sisa penguraian protein di dalam tubuh akan dibuang melalui ginjal. Bila konsumsi protein berlebihan, kerja ginjal akan semakin terbebani. Untuk itu, diabetesi dengan nefropati diabetik dianjurkan untuk mengonsumsi protein dalam porsi kecil.

 

Sumber protein hewani:

  • 1 porsi = 2–3 ons, atau 1 telapak tangan.
  • 1 porsi produk susu = ½ cangkir susu/yoghurt tawar; atau 1 lembar keju

 

Sumber protein nabati:

  • 1 porsi polong-polongan = ½ cangkir
  • 1 porsi kacang-kacangan = ¼ cangkir
  • 1 porsi serealia = 1 lembar roti; ½ cangkir nasi/mi

 

  • Apa yang sehat bagi jantung juga sehat bagi ginjal. Utamakan makanan yang dipanggang, dikukus, direbus, atau ditumis ketimbang yang digoreng.

 

Pilih daging bebas lemak dan kulit, gunakan minyak yang sehat seperti minyak zaitun atau minyak kanola, serta batasi konsumsi asam lemak jenuh dan asam lemak trans.

 

  • Pilih makanan dan minuman dengan kadar fosfor yang rendah. Kelebihan fosfor di dalam darah akan menarik kalsium dari dalam tulang, sehingga tulang menipis, lemah, dan rentan patah.

 

Selain itu, kelebihan fosfor juga dapat memicu gatal-gatal pada kulit, serta nyeri tulang maupun sendi. Makanan rendah fosfor bisa didapat dari buah dan sayur, roti, pasta, nasi, jagung, serealia, dan teh.

 

  • Perhatikan konsumsi mineral kalium harian. Kerusakan ginjal menyebabkan kalium menumpuk di dalam darah, sehingga dapat memicu gangguan jantung yang serius. Beberapa jenis makanan rendah kalium yang bisa dikonsumsi antara lain apel, anggur, buah persik, wortel, buncis, roti putih dan pasta, nasi putih, dan serealia gandum.

 

Tak kalah penting, diabetesi juga dianjurkan untuk rutin kontrol ke dokter dan melakukan pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala. Tujuannya untuk mengetahui apakah kondisinya stabil atau cenderung menurun.

 

Apabila nefropati diabetik sudah masuk ke stadium lanjut dan akhirnya mengalami gagal ginjal, penanganan difokuskan untuk mengganti fungsi ginjal atau mengurangi keluhan yang terjadi.

 

Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan adalah:

  • Dialisis ginjal. Cara ini dapat menghilangkan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari dalam darah.

Ada dua jenis dialisis, yakni hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal. Hemodialisis umumnya dilakukan 2–3 kali dalam seminggu dan harus dilakukan di rumah sakit yang menyediakan fasilitas terkait. Sedangkan dialisis peritoneal dapat dilakukan di rumah.

 

  • Transplantasi. Apabila fungsi ginjal sudah sangat menurun dan dialisis tak lagi memberikan hasil yang efektif, tranplantasi ginjal adalah solusi yang terbaik. Meski demikian, pasien harus memenuhi syarat untuk menjalani prosedur ini.

Syarat untuk melakukan transplantasi ginjal adalah:

  • Pasien memiliki golongan darah yang sama dengan pendonor
  • Pasien tidak memiliki penyakit autoimun
  • Pasien tidak sedang mengalami infeksi
  • Pasien bukan penyintas kanker
  • Pasien memiliki kondisi jantung yang sehat

Bila metode-metode tersebut tidak dijalani, harapan hidup pengidap nefropati diabetik stadium lanjut umumnya hanya tinggal beberapa bulan. Karena itu, dokter hanya akan memberikan perawatan yang membuatnya tetap nyaman menghadapi gejala.

 

Pencegahan

Cara-cara yang dilakukan untuk mengurangi risiko nefropati diabetik kurang lebih sama seperti penanganannya. Caranya adalah:

  • Pengendalian diabetes hingga mencapai kadar gula darah yang ditargetkan.
  • Pengendalian tekanan darah tinggi dan kondisi medis lainnya.
  • Tidak sembarang menggunakan obat-obatan yang dijual bebas, misalnya pereda nyeri golongan aspirin, ibuprofen, atau parasetamol. Pada pengidap nefropati diabetik, penggunaan tidak tepat dari obat-obatan tersebut dapat membuat fungsi ginjal semakin buruk.
  • Menerapkan gaya hidup sehat dengan berhenti merokok, memiliki pola makan yang baik, rutin berolahraga, menjaga berat badan di rentang normal, dan cukup tidur (7–8 jam sehari).

(NB)

 

SEO/TAG: Nefropati Diabetik, Diabetes, Gula Darah, Ginjal, Gagal Ginjal.

 

Sumber :

https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/diabetic-kidney-disease

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-nephropathy/symptoms-causes/syc-20354556


Konsultasi Diabetes

Konsultasi Diabetes

Temukan solusi bersama ahli.