Penulis : dr. Nadia Octavia
Short desc.: Pada beberapa kondisi, diabetesi tidak disarankan untuk berpuasa karena bisa berbahaya. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang berisiko tinggi.
Keywords: puasa penderita diabetes
Longtail: diabetes tidak boleh puasa, kadar gula darah saat puasa
Setiap tahun, bulan puasa selalu menjadi waktu yang dinanti. Selama satu bulan, umat Muslim di penjuru dunia berpuasa, menahan lapar, dahaga, dan emosi. Meski banyak manfaat sehatnya, tapi apakah penderita diabetes (diabetesi) aman untuk berpuasa?
Diabetes termasuk kondisi yang berisiko saat menjalankan puasa. Diabetesi dengan risiko ringan masih diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan, memaksakan diri untuk puasa justru bisa mengundang bahaya.
Kondisi yang Membahayakan Diabetesi Jika Berpuasa
Supaya tak menyebabkan komplikasi yang parah, diabetesi sebaiknya tidak berpuasa bila ada beberapa kondisi seperti ini:
1. Hipoglikemia
Salah satu manfaat puasa adalah mengontrol kadar gula darah. Namun, diabetesi berisiko mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah, misalnya karena obat yang dikonsumsi atau insulin yang digunakan.
Artikel Lainnya:
Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah puasa di bawah 70 mg/dL. Gejala yang bisa muncul antara lain: pandangan kabur, tangan terasa dingin, mengantuk, sulit berpikir, tubuh gemetar, kulit pucat, jantung berdebar, pusing berputar, keringat dingin, hingga kehilangan kesadaran.
Bila diabetesi mengalami gejala-gejala tersebut, segera batalkan puasa. Kadar gula darah yang sangat rendah merupakan suatu kegawatan medis. Maka dari itu, baiknya sebelum menjalani puasa, konsultasi terlebih dulu dengan dokter untuk mencegah hipoglikemia.
Dokter akan melakukan observasi secara lengkap. Jika memang kondisi tubuh diabetesi kurang baik, nantinya dokter akan melakukan perubahan atau penyesuaian pengobatan.
2. Ketoasidosis Diabetik
Selain hipoglikemia, diabetesi juga rentan mengalami ketoasidosis diabetik. Bila sampai mengalaminya, diabetesi sangat tidak disarankan untuk berpuasa.
Artikel Lainnya:
Kebalikan dari hipoglikemia, pada kondisi ketoasidosis diabetik, terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi dan disertai kadar keton yang juga tinggi di dalam tubuh.
Ketoasidosis diabetik merupakan salah satu komplikasi serius yang sering dialami oleh pasien diabetes tipe 1.
Pada kondisi tersebut, tubuh tak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk menurunkan kadar gula darah yang melonjak.
Gejala yang bisa dialami antara lain: sering berkemih, rasa haus yang hebat, kadar gula darah melonjak, kadar keton pada urine yang tinggi, mual, muntah, nyeri perut, lelah, kebingungan, napas berbau seperti buah, wajah memerah, napas cepat, dan mulut kering.
Artikel Lainnya:
Kiat Puasa yang Aman bagi Diabetesi
Terdiagnosis diabetes dan meskipun ada dua risiko di atas, tetapi bukan berarti semua diabetesi tak boleh berpuasa. Puasa tetap bisa dilakukan asal memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Atur Pola Makan
Perhatikan prinsip ”3J”, yakni: jumlah, jenis, dan jadwal.
Saat berpuasa, biasanya seseorang hanya makan dua kali sehari, yaitu saat sahur dan buka puasa. Namun, bagi diabetesi, baiknya tetap jalani pola makan tiga kali sehari dengan membagi porsinya: 40 persen saat sahur, 50 persen saat berbuka, dan 10 persen usai salat tarawih.
Perhatikan juga makan yang dikonsumsi. Diabetesi disarankan mengonsumsi makanan yang terdiri dari karbohidrat kompleks, misalnya nasi merah atau roti gandum, supaya kadar gula darah tetap stabil.
Hindari terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti nasi putih, kentang, pasta, atau mi.
Artikel Lainnya:
2. Pantau Kadar Gula Darah
Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada diabetesi selama puasa Ramadan adalah hipoglikemia. Karenanya, penting untuk selalu mengontrol kadar gula darah secara rutin saat berpuasa.
Bila mengalami gejala hipoglikemia, jangan memaksakan diri dan segera batalkan puasa.
3. Penuhi Kebutuhan Cairan
Minum air putih secara cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Diabetes harus minum air putih paling tidak dua liter untuk mengganti cairan yang hilang selama puasa.
Artikel Lainnya:
4. Tetap Minum Obat Sesuai Petunjuk Dokter
Perubahan waktu makan selama berpuasa pasti juga mengubah waktu minum obat diabetes. Jadi, ikuti arahan dokter mengenai perubahan waktu dan dosis minum obat selama berpuasa agar kadar gula darah tetap terkendali.
Baca Juga :
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634882/panduan-untuk-cek-gula-darah-sendiri-di-rumah
Selain itu, tahan godaan untuk banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis, tetap olahraga, dan jangan sampai melewatkan makan sahur.
Itulah beberapa kondisi yang bisa membuat penderita diabetes tidak boleh berpuasa. Amannya memang kontrol dulu dengan dokter sebelum berpuasa. Hindari mengatur sendiri dosis obat atau insulin tanpa konsultasi dengan dokter, karena itu malah bisa membahayakan.
(RN/ RH)
Metatitle: Penderita Diabetes Tidak Boleh Puasa Bila Mengalami Ini
Metadescription: Meski tak dilarang, tapi pada beberapa kondisi, diabetesi tidak boleh berpuasa. Memaksakan diri justru malah bisa sebabkan komplikasi berbahaya.
Tags: diabetes, puasa, Ramadan
Pillars: diabetes, ketoasidosis diabetik, diabetes mellitus tipe 1, dehidrasi, hipoglikemia, jantung berdebar, pusing, mual, mulut kering
Sumber :
https://care.diabetesjournals.org/content/28/9/2305
https://www.healthxchange.sg/diabetes/living-well-diabetes/diabetes-ramadan-tips-safe-fasting
https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/living-with/fasting-safely-with-diabetes