Kurma merupakan salah satu buah populer yang digemari di berbagai penjuru dunia. Buah yang identik dengan momen Ramadan ini sangat istimewa karena tak hanya lezat dan legit tetapi juga kaya manfaat gizi. Di sisi lain, cita rasa kurma yang manis kerap memunculkan pertanyaan tentang bolehkah penderita diabetes makan kurma?
Pengaruh asupan kurma untuk diabetes memang kerap jadi perbincangan hangat karena dianggap sangat berdampak pada kadar gula darah. Oleh sebab itu, Anda wajib memahami fakta di balik kandungan kurma supaya lebih bijak ketika hendak mengonsumsinya.
Satu buah kurma (kurang lebih 24 gram) mengandung 67 kalori dan 18 gram karbohidrat. Gula dalam kurma berasal dari fruktosa dan glukosa yang memberikan rasa manis alami. Kendati demikian, ada pula kurma yang sengaja diberi tambahan gula sebagai perasa dan pengawet natural karena tidak berasal dari daerah beriklim kering. Rincian nutrisi makro tersebut tentu menjawab pertanyaan apakah kurma mengandung gula atau tidak. Di samping itu, kurma juga mengandung nutrisi mikro, seperti zat besi, kalium, vitamin B3, dan antioksidan.
Jika ditinjau secara keseluruhan, kandungan nutrisi kurma memang baik bagi kesehatan. Namun, jumlah asupannya tetap harus diperhatikan dengan seksama karena kandungan gulanya yang tinggi tentu berisiko meningkatkan kadar gula darah. Kecenderungan tersebut membuat pertanyaaan tentang bolehkah penderita diabetes makan kurma menjadi hal penting yang tak boleh diabaikan.
Sebelum mencari tahu bolehkah penderita diabetes makan kurma, sebaiknya Anda mengenal beberapa manfaat buah tersebut terlebih dahulu, yaitu:
Sebuah penelitian kesehatan yang dirilis pada Nutrition Journal tahun 2011 menyatakan bahwa kurma memiliki indeks glikemik rendah, yaitu antara 43 hingga 55. Fakta tersebut menunjukkan bahwa asupan kurma untuk diabetes tergolong aman asalkan dikonsumsi dengan porsi seimbang.
Konsumsi kurma bagi penderita diabetes patut dibatasi karena asupan karbohidrat harian tentu bukan berasal dari buah tersebut saja, melainkan juga dari bahan makanan lainnya. Jangan sampai konsumsi kurma dan makanan lainnya secara berlebihan malah menimbulkan lonjakan kadar gula darah.
Idealnya, batas makan kurma dalam sehari berkisar antara 1 hingga 2 buah sekali makan atau 2 hingga 3 buah per hari. Alangkah lebih baik jika konsumsi kurma dibarengi dengan asupan protein, misalnya segenggam kacang panggang, supaya proses penyerapan karbohidrat semakin lambat dan kadar gula darah cenderung stabil.
Pada umumnya kurma dinikmati sebagai camilan bagi penderita diabetes karena porsi sajian yang disarankan terbilang kecil. Namun, sesekali Anda juga bisa mengolahnya sebagai pengganti makanan utama dengan kandungan nutrisi seimbang.
Salah satu rekomendasi resep olahan kurma yang lezat dan bergizi adalah smoothies kurma Diabetasol. Cara membuatnya sangat mudah karena Anda hanya perlu menyiapkan 2 buah kurma yang sudah dibersihkan, selasih siap konsumsi, 2 sdm Susu Diabetasol, serta air dan es batu secukupnya. Selanjutnya, campurkan seluruh bahan tersebut ke dalam blender lalu haluskan hingga tercampur rata. Tuang smoothies ke gelas lalu segera nikmati selagi dingin.
Manfaat kebaikan gizi yang terkandung dalam kurma berpadu dengan nutrisi lengkap makanan pengganti diabetes jika Anda berkreasi dengan smoothies kurma Diabetasol. Selain efektif menjaga kestabilan gula darah dan membuat kenyang lebih lama, Susu Diabetasol juga merupakan sumber serat dan protein (45% whey kualitas tinggi). Kandungannya turut diperkaya vitamin A, C, E, dan sumber zinc untuk daya tahan tubuh.
Jika nanti Anda bosan menyantap kurma sebagai camilan, ada alternatif camilan sehat lainnya yang tak kalah menggugah selera, yaitu Diabetasol Wafer. Snack dengan kandungan cokelat asli tersebut diformulasikan khusus oleh Diabetasol sehingga bukan cuma sedap tetapi juga baik bagi penderita diabetes.
Jadi, pertanyaan seputar bolehkah penderita diabetes makan kurma tak lagi membuat Anda cemas karena Anda sudah tahu jawabannya. Niscaya wawasan seputar kurma untuk diabetes ini membuat Anda makin bijak menikmatinya tanpa merisaukan risiko kenaikan kadar gula darah.