Bogor, 12 November 2017 – Diabetes masih menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan presentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung koroner (12,9%). Penyandang diabetes pun diperkirakan akan terus bertambah banyak hingga 11,3 juta orang pada tahun 2030 di Indonesia[1]. Ada beberapa faktor angka ini terus bertambah yaitu karena gaya hidup sendetari, makan makanan yang tidak sehat, dan konsumsi gula berlebih.
Melihat dari angka penyandang diabetes yang semakin bertambah menunjukkan diabetes bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Data Riskesdas 2013 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi Diabetes di Indonesia dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013[2]. Bahkan dari data International Diabetes Federation (IDF), menurut Diabetes Atlas 5th Edition, Indonesia masuk dalam urutan 10 negara dengan penyandang diabetes usia 20 – 79 tahun terbesar di dunia dengan angka 7,3 juta orang pada tahun 2011, dan akan ada di posisi nomor 9 di tahun 2030.
Pemicu diabetes, terutama diabetes tipe 2, bisa berasal dari konsumsi gula berlebih dan cara makan yang tidak sehat. Tidak hanya itu, hidup di zaman dengan teknologi yang semakin berkembang memang membuat hidup masyarakat menjadi lebih nyaman dan mudah, tetapi hal ini juga bisa memicu munculnya diabetes. Hal ini dikarenakan gaya hidup masyarakat yang kurang bergerak dan beraktivitas atau yang sering disebut sebagai gaya hidup sendetari. Bagi penyandang diabetes, aturan makan khusus atau diet serta menghindari gaya hidup sendetari dengan berolahraga sangat penting dalam membantu menangani diabetes. Kedua hal tersebut harus berjalan dengan seimbang sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan gula darah menjadi lebih baik[3].
Diabetes memang tidak mengenal jenis kelamin. Namun data dari IDF menunjukan bahwa 1 dari 10 wanita sekarang ini hidup dengan diabetes dan 1 dari setiap 7 bayi yang lahir terkena dampak dari diabetes[4]. Hal ini juga diharapkan menjadi perhatian khusus terutama bagi kaum wanita untuk mulai menjalani hidup yang lebih sehat.
Oleh karena itu, untuk memperingati Hari Diabetes Dunia, tahun ini Kalbe Nutritionals bermitra dengan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia), dan Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) menyelenggarakan kegiatan Jalan Santai Diabetes dengan tema “Wanita & Diabetes, Prioritas Kesehatan di Waktu Mendatang”. Olahraga jalan santai juga merupakan olahraga ringan yang bisa dilakukan oleh semua penyandang diabetes dan juga dapat membantu meningkatkan kebugaran, apalagi di acara ini juga turut mengundang instruktur yang berpengalaman.
Adapun hal ini juga sejalan dengan visi dan misi Kalbe Nutritionals dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia untuk kehidupan yang lebih baik. “Kami melihat adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes disebabkan kurangnya kesadaran dan edukasi mengenai diabetes. Oleh karenanya, sebagai market leader untuk nutrisi diabetes di Indonesia, Kalbe Nutritionals melalui brandnya Diabetasol, terus melakukan beragam upaya untuk memberikan edukasi diabetes kepada masyarakat, salah satunya mensponsori kegiatan Jalan Santai Diabetes ini,” ungkap Senior Brand Manager Diabetasol, Sandi Wijaya.
Acara Jalan Sehat Diabetes ini menargetkan jumlah peserta sebanyak kurang lebih 5,500 orang. Selain jalan sehat, ada juga senam diabetes dan berbagai hiburan lainnya. “Kami ingin membantu pemerintah dalam memberikan edukasi tentang diabetes kepada masyarakat awam sembari melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kami juga ingin memberikan lahan pelajaran bagi mahasiswa khususnya di Fakultas Kedokteran mengenai bagaimana nantinya bisa berkomunikasi dengan penyandang diabetes,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dr. Antonius Ritchi Castelani, MS.i, DFM.
Dengan edukasi yang diberikan lewat acara ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peka dan bertambah pengetahuannya mengenai diabetes. “Jika kita tahu mengenai diabetes termasuk faktor penyebab dan cara mengatasinya, maka kita bisa meminimalisasikan komplikasi yang lebih serius. Oleh karenanya, marilah kita mulai mengubah pola hidup dan pola makan menjadi lebih baik dan sehat agar kita bisa terhindar dari penyakit,” lanjut dr. Antonius
Selain olahraga, para penyandang diabetes juga harus memiliki pola makan sehat dan ideal. “Masyarakat harus ingat pola makan 3J yaitu Jumlah, Jenis dan Jadwal. “J” yang pertama adalah menghitung Jumlah kalori ideal yang harus dikonsumsi oleh tubuh, hal ini berkaitan dengan tinggi badan serta ativitas fisik yang biasa dilakukan. “J” yang kedua adalah memperhatikan Jenis makanan yang dikonsumsi. Komposisi gizi yang seimbang akan menunjang pola makan yang sehat. Jenis makanan sehat yang ideal adalah makanan yang mengandung 45-65% karbohidrat, 10-20% protein, lemak 20-25%, serta vitamin dan mineral. Yang terakhir adalah mengatur Jadwal makan dalam sehari. Jadwal makan yang ideal adalah 3 kali makan besar diselingi dengan 3 kali makan kecil termasuk sarapan pagi,” tambah Sandi.
Sebagai nutrisi bagi penyandang Diabetes, maka untuk melengkapi pola makan 3J, Diabetasol diformulasikan secara khusus dengan Vita Digest dan Indeks Glikemik rendah (Low GI) untuk membantu menjaga kadar gula darah. Satu gelas Diabetasol mengandung 260 kkal yang setara dengan kebutuhan jumlah kalori sarapan pagi atau selingan malam untuk membantu mengatur jadwal makan. Diabetasol juga diformulasikan khusus dengan nutrisi seimbang yang dapat memenuhi jenis nutrisi setiap hari. Adapun Diabetasol juga hadir dalam bentuk cereal yang bisa dijadikan sebagai selingan sarapan pagi dan juga dalam bentuk snack bar yang cocok untuk dinikmati pada saat snack time