Medically Reviewed by: dr. Laurencia Ardi, M. Gizi, AIFO-K - Healthcare Communicator Kalbe Nutritionals
Mengetahui cara merawat luka diabetes dengan benar adalah kunci utama untuk mencegah luka kecil berkembang menjadi infeksi serius atau ulkus (borok).
Bagi diabetesi, luka sederhana seperti lecet di kaki tidak bisa dianggap remeh, karena kondisi seperti gula darah tinggi dapat menghambat penyembuhan. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah
Luka pada diabetesi umumnya muncul di kaki, walaupun bisa juga muncul di bagian tubuh yang lain. Sebelum mempelajari cara merawat luka diabetes dan cara membersihkan luka diabetes, ketahui dulu beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab luka diabetes:
Kerusakan saraf atau sirkulasi darah yang buruk
Telah menderita penyakit diabetes untuk waktu yang lama
Kadar gula darah tidak terkontrol
Kelebihan berat badan atau obesitas
Tekanan darah atau kolesterol yang tinggi
Tidak menjaga kesehatan, terutama merawat kaki dengan baik
Lalu, seperti apa ciri-ciri luka diabetes? Berikut penjelasannya:
Warna kulit menggelap dan kemerahan di sekitar area luka.
Muncul nanah atau cairan dari kulit yang terluka.
Muncul aroma tak sedap dari area luka, terutama di kaki.
Kulit di sekitar luka terlihat bengkak dan terasa sakit.
Bagian yang terluka tak kunjung sembuh atau justru menyebar.
Menurut buku Diabetic Ulcer (2022), sekitar 25% pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2 berisiko mengalami luka diabetes dalam hidupnya. Tanpa kontrol gula darah yang baik, risiko diabetesi untuk mengalami luka diabetes akan semakin tinggi.
Sebelum mempelajari cara merawatnya, penting untuk memahami mengapa luka pada diabetesi membutuhkan perhatian khusus. Ada tiga alasan utama:
Gula darah yang tidak terkontrol (hiperglikemia) merusak fungsi sel darah putih yang merupakan "pasukan" atau pertahanan tubuh Anda. Ini membuat tubuh sulit melawan bakteri di area luka.
Diabetes dapat merusak saraf, terutama di kaki. Ini menyebabkan mati rasa (kebas), sehingga diabetesi sering tidak menyadari adanya luka kecil, lecet, atau tusukan sampai sudah terjadi infeksi.
Gula darah tinggi juga dapat merusak dan mempersempit pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen, nutrisi, dan sel penyembuh ke area luka menjadi terhambat.
Perawatan luka diabetes di rumah harus berfokus pada kebersihan dan pencegahan infeksi. Berikut adalah langkah-langkah aman yang bisa Anda ikuti.
Penting: Jika luka tampak besar, dalam, atau sudah menunjukkan tanda infeksi, segera konsultasikan ke dokter.
Sebelum dan sesudah menyentuh luka, cuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Ini adalah langkah terpenting untuk mencegah kontaminasi kuman.
Siapkan semua yang Anda butuhkan di tempat bersih: kain kasa steril, larutan saline (NaCl 0,9%), plester medis, dan gunting bersih.
Buka balutan lama dengan hati-hati. Bilas luka secara perlahan menggunakan larutan saline steril (NaCl 0,9%) untuk menghilangkan kotoran. Anda bisa membeli ini di apotek. Peringatan: Jangan gunakan alkohol, hidrogen peroksida, atau povidone-iodine (Betadine) langsung pada luka terbuka kecuali atas anjuran spesifik dokter, karena zat ini dapat merusak jaringan kulit baru yang sedang tumbuh.
Gunakan kain kasa steril baru untuk mengeringkan area di sekitar luka dengan cara menepuk-nepuk pelan. Jangan digosok. Pastikan area tersebut benar-benar kering sebelum dibalut.
Jika dokter meresepkan salep antibiotik atau antiseptik khusus, oleskan tipis-tipis pada luka sesuai petunjuk. Jangan gunakan salep bebas tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Tutup seluruh area luka dengan kain kasa steril baru yang bersih, lalu rekatkan dengan plester medis. Pastikan perban menutupi luka dengan baik namun tidak terlalu kencang hingga menghambat sirkulasi darah.
Ganti perban setidaknya satu kali sehari, atau lebih sering jika perban basah (karena nanah, cairan, atau air) atau kotor.
Perawatan di rumah hanya untuk luka ringan. Segera hubungi dokter atau kunjungi fasilitas kesehatan jika Anda melihat tanda-tanda infeksi atau komplikasi berikut:
Keluar cairan nanah berwarna kuning/hijau atau berbau tidak sedap.
Area di sekitar luka menjadi sangat merah, bengkak, dan terasa panas.
Rasa sakit yang bertambah parah (jika area tersebut tidak mati rasa).
Munculnya jaringan kehitaman (nekrosis) di sekitar luka.
Anda mengalami demam atau kedinginan.
Luka tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah 2-3 hari.

Memastikan nutrisi tercukupi saat sedang berfokus pada penyembuhan luka bisa menjadi tantangan. Di sinilah Diabetasol hadir untuk mendampingi Anda.
Sebagai nutrisi lengkap dan seimbang untuk kontrol gula darah, Diabetasol Milk dirancang untuk menjadi bagian dari terapi nutrisi Anda. Mengandung Isomaltulosa, karbohidrat lepas lambat dengan indeks glikemik rendah sehingga membantu menjaga gula darah Anda tetap stabil setelah dikonsumsi.
Untuk informasi lebih lanjut tentang gaya hidup sehat dan pilihan nutrisi yang sesuai, kunjungi artikel Diabetasol lainnya. Jelajahi produk Diabetasol yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi Anda, atau hubungi tim kami melalui Halaman Kontak untuk konsultasi lebih lanjut.
Jangan lupa untuk cek risiko diabetes Anda sekarang melalui tautan ini dan ambil langkah pencegahan sejak dini. Diabetasol hadir dengan solusi praktis untuk kontrol gula darah, melalui rangkaian nutrisi pilihan yang bisa mendukung perjalanan hidup lebih sehat.
Karena kamu #PunyaDia, kamu tetap bisa #BahagiaBarengDia dan mengontrol gula darah. Hanya Diabetasol yang selalu bisa #StandByYou..
References:
https://diabetasol.com/id/news-detail/inilah-cara-mudah-pengobatan-luka-diabetes-tanpa-risiko
https://www.alodokter.com/luka-diabetes-kenali-penyebab-dan-gejala-yang-mungkin-muncul#
https://hellosehat.com/diabetes/komplikasi-diabetes/luka-diabetes/
https://www.halodoc.com/artikel/mengapa-luka-pada-pengidap-diabetes-sulit-sembuh
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9693742/