Meski telah berkali-kali menjalankan ibadah puasa setiap tahunnya, waktu berbuka puasa tetap jadi hal yang ditunggu-tunggu. Berbuka puasa memang menjadi salah satu rukun wajib puasa, sehingga wajib untuk umat muslim untuk membatalkan puasa sesegera mungkin setelah azan Magrib berkumandang.
Selain itu, berbuka puasa juga menjadi momen berkumpul bersama keluarga tercinta. Bahkan momen itu sudah tercipta sejak waktu ngabuburit dengan menyiapkan bersama hidangan berbuka atau takjil. Biasanya, setiap anggota keluarga punya takjil favoritnya masing-masing.
Nah, Sahabat Sehat pun pasti punya makanan atau minuman kesukaan untuk berbuka puasa. Tentu saja Anda boleh menikmatinya selagi panganan tersebut aman untuk gula darah Anda. Selain itu, Sahabat juga perlu memperhatikan hal di bawah ini. Yuk, kita simak bersama.
Makan perlahan
Saat berpuasa, seringkali kita membayangkan ingin berbuka dengan hidangan apa. Namun, bukan berarti saat makanan dan minuman itu tersaji di meja, Anda boleh melahap habis dalam sekejap. Apalagi, tanpa sadar, Anda telah mengonsumsi takjil lebih dari porsi seharusnya. Makan terburu-buru akan membuat perut Anda terasa mulas dan tak nyaman.
Mungkin setelah beberapa suap, Anda tetap merasa lapar. Itu wajar sebab saraf di perut membutuhkan waktu 20 menit untuk mengirimkan sinyal rasa kenyang ke otak.
Makan secara perlahan justru akan membuat Anda lebih cepat kenyang. Dengan begitu, jumlah kalori yang diterima tubuh lebih sedikit sehingga mengurangi risiko lonjakan gula darah atau kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Selain itu, Anda pun jadi bisa lebih menikmati makanan dan menjadi wujud rasa syukur, sesuai dengan tujuan dari beribadah puasa.
Air putih dan minuman tanpa gula
Siapa Sahabat Sehat yang terbiasa minum teh saat berbuka puasa? Sekarang merupakan waktu yang tepat untuk menghindari kebiasaan tersebut. Meski tak sebanyak kopi, teh juga mengandung kafein yang berisiko menyebabkan Anda dehidrasi. Padahal, pada saat berbuka, yang Anda butuhkan justru harus terhidrasi kembali untuk menggantikan cairan yang hilang selama berpuasa.
Air putih adalah minuman terbaik sebagai teman berbuka bagi diabetes. Namun, dibandingkan air putih yang tawar, Anda akan mendambakan minuman yang segar sebagai pelepas dahaga. Biasanya, pilihan akan jatuh ke es buah atau jenis es lain. Daripada mengonsumsinya dalam bentuk es yang biasanya mengandung pemanis tambahan, sebaiknya Sahabat Sehat makan buah dalam bentuk utuh. Pilihlah buah yang kaya air seperti anggur, jeruk, belimbing, buah naga, dan semangka.
Hindari gorengan
Gorengan jelas menjadi takjil favorit orang banyak. Padahal, baik bagi diabetes maupun orang sehat, kebiasaan ini harus ditinggalkan.
Gorengan yang dimaksud bukan sekadar camilan biasa yang dijual bersamaan seperti tahu, tempe, bakwan, pisang, dan lain-lain, melainkan semua makanan yang digoreng. Makanan yang diproses dengan cara menggoreng akan disimpan dalam tubuh sebagai jaringan lemak tubuh. Ini akan mengurangi manfaat puasa seharian yang membuat tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi (setelah glukosa habis terpakai).
Selain itu, makanan yang digoreng cenderung tinggi lemak. Mengonsumsi makanan berlemak setelah berpuasa dalam waktu lama bisa memicu gangguan pencernaan.
Pilih manis yang baik
Berbuka dengan yang manis tentu boleh jadi pilihan Anda. Asalkan Anda memilih manis yang tepat. Salah satunya buah kurma. Lagipula, seperti berbagai varian es, buah kurma pun mudah ditemukan selama bulan Ramadhan.
100 gram kurma mengandung sekitar 277 kalori, sehingga setelah mengonsumsinya, tenaga Anda akan segera pulih setelah berpuasa. Namun, Anda tak butuh mengonsumsinya sebanyak 100 gram ya, Sahabat Sehat. Mengingat kandungan kalorinya tinggi dan rasanya yang sangat manis, Anda cukup makan 1-2 buah kurma saat berbuka.