Menjaga pola makan sehat adalah kunci utama dalam mengelola diabetes. Selain membatasi asupan makanan yang dapat memicu lonjakan gula darah, penderita diabetes juga perlu memastikan asupan nutrisi yang seimbang.
Salah satu aspek penting dalam pola makan sehat bagi diabetesi adalah memenuhi kebutuhan vitamin yang berperan dalam menjaga kestabilan gula darah dan kesehatan secara keseluruhan.

Kondisi diabetes membuat seseorang lebih rentan kekurangan vitamin tertentu. Vitamin-vitamin tersebut umumnya dibutuhkan agar kondisi diabetes dan kadar gula dalam darah dalam tubuh dapat terkendali. Lalu, apa saja vitamin yang bagus untuk penderita diabetes?

Vitamin A atau retinol adalah zat yang berperan penting untuk kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi berbagai indera (pengecap, penglihatan dan pendengaran), memicu nafsu makan, serta pembentukan sperma.
Selain itu, retinol juga berperan penting sebagai antioksidan yang melindungi tubuh terhadap stres oksidatif.
Pada tubuh diabetesi, kadar vitamin ini sering kali ditemukan menurun atau berkurang. Diperkirakan, hal ini disebabkan oleh banyaknya pemakaian vitamin A untuk melindungi terhadap stres oksidatif akibat penyakit diabetes itu sendiri.
Anda bisa mendapatkan vitamin A dari makanan berikut ini:
Preformed (dalam bentuk retinol) dari sumber hewani seperti hati sapi, jeroan, dan ikan berlemak.

Thiamin dikenal juga dengan vitamin B1. Vitamin ini berperan penting dalam penghantaran sinyal pada sistem saraf. Pada orang diabetes, kadar B1 di dalam tubuh ditemukan lebih rendah dibandingkan orang tanpa penyakit ini.
Umumnya, kadar vitamin B1 pada penderita diabetes tipe 1 berkurang 76 persen dan pada diabetes tipe 2 berkurang 75 persen.
Diperkirakan, kondisi ini disebabkan karena ginjal diabetesi membuang zat thiamin lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sehat. Untuk itu, diabetesi disarankan mengonsumsi makanan berikut ini untuk memenuhi kebutuhan vitamin B1 nya:

Penggunaan metformin, yaitu salah satu obat resep jangka panjang untuk penyakit diabetes, dapat menyebabkan tubuh kurang menyerap vitamin B12.
Padahal, diabetesi membutuhkan vitamin ini untuk membuat sel darah merah, juga agar otak dan saraf dapat berfungsi dengan baik.
Anda dapat menemukan vitamin B12 dari berbagai sumber makanan, seperti:

Vitamin C ini dikenal sebagai vitamin peningkat daya tahan tubuh. Pada orang yang memiliki diabetes, kebutuhan vitamin C-nya semakin tinggi.
Peningkatan kebutuhan ini disebabkan banyaknya stres oksidatif yang dihasilkan tubuh saat kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh membutuhkan efek antioksidan dari vitamin C untuk membuang stres oksidatif.
Penderita diabetes tipe 1 wajib mengonsumsi vitamin C dalam jumlah cukup untuk dapat menurunkan kadar sorbitol (terbentuknya gula tambahan yang menyebabkan komplikasi). Sedangkan pada penderita diabetes tipe 2, vitamin C berperan memperbaiki toleransi gula darah.
Vitamin C tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga perlu didapatkan dari makanan seperti:

Vitamin ini dibutuhkan penderita diabetes untuk membantu sel-sel di pankreas menghasilkan hormon insulin. Pasalnya, kadar vitamin D yang cukup di dalam tubuh dapat membantu hormon insulin bekerja dengan baik.
Pada penderita kencing manis atau diabetes, kekurangan vitamin ini meningkatkan risiko komplikasi yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
Vitamin D ini dapat ditemukan pada ikan-ikan berminyak seperti salmon dan tuna. Selain itu, berjemur di bawah sinar matahari juga membuat tubuh menghasilkan vitamin D.

Serupa dengan vitamin A dan C, vitamin E juga memiliki sifat antioksidan. Pada orang yang memiliki penyakit diabetes, vitamin E dibutuhkan untuk mengendalikan kelebihan radikal bebas yang dihasilkan oleh metabolisme gula yang tidak normal.
Akibatnya, penderita diabetes tipe 2 umumnya memiliki kadar vitamin E yang menurun. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak dari tumbuhan merupakan sumber vitamin E yang baik.
Alpha-lipoic acid (ALA) adalah senyawa antioksidan yang membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi. Selain itu, ALA memiliki sifat antiinflamasi dan neuroprotektif, yang dapat berperan dalam mengurangi komplikasi diabetes, terutama neuropati diabetik—kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi.
ALA juga diketahui dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin serta mengurangi stres oksidatif, yang sering dialami oleh penderita diabetes akibat metabolisme gula yang tidak optimal.
Senyawa ini secara alami dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti:
Daging merah khususnya jeroan (sapi, hati)
Sayuran hijau (bayam, brokoli)
Tomat
Kentang
Bit
Meskipun ALA bisa diperoleh dari makanan, beberapa orang dengan diabetes memilih mengonsumsi suplemen ALA untuk mendapatkan manfaat antioksidan yang lebih tinggi. Namun, sebelum menggunakannya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan dosis yang tepat dan menghindari potensi efek samping.

Magnesium adalah mineral esensial yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi enzimatis dalam tubuh, termasuk metabolisme glukosa dan fungsi insulin. Bagi penderita diabetes, asupan magnesium yang cukup dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin serta menjaga keseimbangan kadar gula darah.
Kekurangan magnesium dapat berdampak negatif pada metabolisme tubuh, termasuk memperburuk resistensi insulin serta berisiko memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, memastikan asupan magnesium yang mencukupi dapat membantu menjaga stabilitas gula darah dan mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan.
Magnesium dapat ditemukan dalam berbagai makanan, seperti:
Sayuran hijau (bayam, kale)
Kacang-kacangan (almond, kacang mete, kacang tanah)
Biji-bijian (biji labu, biji bunga matahari)
Ikan berlemak (salmon, mackerel)
Pisang dan alpukat
Selain dari makanan, penderita diabetes yang mengalami defisiensi magnesium juga dapat mempertimbangkan suplemen magnesium. Namun, penggunaannya sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan dosis yang tepat serta menghindari efek samping.

Pembahasan di atas adalah beberapa daftar vitamin yang penting untuk penderita diabetes. Walaupun penting, bukan berarti diabetesi hanya perlu mengonsumsi vitamin-vitamin tersebut, ya.
Selain itu Anda dianjurkan untuk mengonsumsi Diabetasol Milk. Diabetasol Milk adalah nutrisi lengkap dan seimbang yang diformulasikan khusus untuk diabetesi. Diabetasol Milk mengandung karbohidrat lepas lambat, tinggi serat, dan indeks glikemik rendah sehingga membantu menjaga kadar gula darah.
Diabetasol Milk dilengkapi dengan protein, omega-3, vitamin dan mineral (Vitamin A, C, E dan zinc). Minum Diabetasol dua kali sehari, pagi dan sebelum tidur baik bagi diabetesi karena tak hanya menjaga kadar gula darah, tetapi juga membuat kenyang lebih lama dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh
Terapkan juga pola makan bergizi seimbang, maka kemungkinan besar vitamin penting di atas juga akan terpenuhi. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan sehat, Diabetasol Milk, atau vitamin di atas, kadar gula darah pun bisa lebih terkendali.
Untuk informasi lebih lanjut tentang gaya hidup sehat dan pilihan nutrisi yang sesuai, kunjungi artikel Diabetasol lainnya. Jelajahi produk Diabetasol yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi Anda, atau hubungi tim kami melalui Halaman Kontak untuk konsultasi lebih lanjut. Jangan lupa untuk cek risiko diabetes Anda sekarang melalui tautan ini dan ambil langkah pencegahan sejak dini. Tak perlu takut menjaga gula darah, karena Anda #PunyaDia, hanya Diabetasol yang selalu #StandByYou.
Referensi :
NHS. (n.d.). Will vitamin supplements help diabetics? Retrieved from NHS
Diabetes.co.uk. (n.d.). Vitamins and supplements for people with diabetes. Retrieved from Diabetes.co.uk
Althuis, M. D., Jordan, N. E., Ludington, E. A., & Wittes, J. T. (2015). Glucose control and cardiovascular disease prevention in type 2 diabetes: A review of evidence and ongoing studies. Retrieved from NCBI
Diabetes Queensland. (2017, June). What vitamins are affected by diabetes? Retrieved from Diabetes Queensland
National Institutes of Health – Office of Dietary Supplements. (n.d.). Vitamin D — Fact sheet for health professionals. Retrieved from NIH ODS