Close
Diabetes 8/05/2020

Bolehkah Diabetesi Berpuasa?

Bolehkah Diabetesi Berpuasa?

Puasa di bulan Ramadan memberikan banyak manfaat kesehatan dan spiritual. Ramadan memberikan kesempatan untuk menjalankan kewajiban agama, membersihkan tubuh dan jiwa, dan belajar menahan diri.

Namun, untuk penderita diabetes atau diabetesi, puasa bisa berbahaya atau menyebabkan masalah kesehatan. Sebelum memilih untuk menjalankan puasa, perhatikan beberapa hal di bawah ini, yuk, Sahabat Sehat!

Apa yang terjadi dalam tubuh saat berpuasa

Saat kita tidak makan dan minum selama puasa, sekitar 8 jam setelah makan terakhir, tubuh kita mulai menggunakan simpanan energi untuk menjaga kadar glukosa (gula) darah tetap normal. Bagi kebanyakan orang, kondisi ini tidak berbahaya.

Namun, sebagai diabetesi, tubuh Anda tidak bisa menggunakan glukosa seperti itu. Hidup dengan diabetes, terutama jika Anda menggunakan insulin atau obat tertentu, Anda berisiko mengalami hipoglikemia atau kadar gula rendah.

Di Indonesia, lama berpuasa sekitar 14 jam. Durasi tersebut membuat risiko hipoglikemia dan dehidrasi menjadi lebih tinggi. Masalah lain yang bisa muncul bagi diabetesi yang berpuasa adalah kadar gula darah tinggi setelah makan dengan porsi lebih banyak saat sahur dan berbuka.

Siapa saja yang boleh berpuasa

Kebanyakan orang dengan masalah kesehatan, termasuk diabetes, bisa dibebaskan dari puasa. Memilih untuk berpuasa merupakan keputusan pribadi yang harus Anda buat dengan saran dari dokter Anda.

Untuk pertimbangan awal, Sahabat Sehat bisa memperhatikan tabel yang dibuat oleh The Muslim Council of Britain (MCB). MCB membagi penyandang diabetes dalam tiga kategori menjadi berisiko tinggi, berisiko sedang, dan berisiko rendah terkait masalah saat berpuasa.

Jika Anda berisiko rendah, dalam artian diabetes Anda terkendali dengan menjalani pola hidup sehat dan pengobatan dengan obat (bukan insulin), serta tidak memiliki komplikasi diabetes apapun, Anda boleh berpuasa. Namun, jika Sahabat Sehat termasuk berisiko sedang atau tinggi, Anda sebaiknya tidak berpuasa kecuali mendapatkan persetujuan dokter karena tubuh Anda mungkin tidak bisa mengatasi puasa dengan baik.

Perhatikan pola makan

Bagi diabetesi, tidak makan dan minum dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko kadar gula darah rendah dan dehidrasi. Sahabat Sehat harus makan di waktu sahur, bukan di tengah malam. Makan sahur membantu Anda menjaga kadar gula darah stabil selama berpuasa seharian.

Dan perlu Sahabat Sehat ingat, menjaga pola makan sehat wajib dilakukan setiap hari sepanjang tahun, termasuk saat bulan Ramadan. Makan berlebihan dan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar tak hanya akan menambah berat badan, tetapi juga memicu peningkatan dan ketidakseimbangan gula darah Anda. Terlebih lagi, Ramadan merupakan waktu untuk mengendalikan diri dan belajar disiplin.

Berikut ini beberapa tips makanan yang bisa dikonsumsi diabetesi selama bulan puasa:

-    Makanlah hanya 1-2 buah kurma, mengingat buah tersebut mengandung tinggi gula.

-    Jika ingin minum jus, minumlah dalam porsi gelas kecil (120 ml).

-    Saat sahur dan berbuka, makanlah karbohidrat berpati yang melepaskan energi secara lambat, shingga baik untuk mengontrol gula darah. Contohnya, nasi merah, nasi basmati, gandum utuh, pasta, atau roti gandum. Selalu perhatikan porsinya juga, ya.

-    Pilih daging sapi atau ayam tanpa lemak untuk mengurangi jumlah lemak jenuh di dalam menu makanan.

-    Pilih lentil dan kacang-kacangan sebagai sumber protein yang rendah lemak.

-    Sertakan buah dan sayur dalam menu Anda.

-    Pilih metode memasak yang lebih sehat seperti panggang dan bakar.

-    Kurangi penggunaan minyak. Takar terlebih dulu di sendok daripada langsung memasukkannya ke masakan.

-    Kurangi penggunaan garam dalam masakan dan hindari menyediakan garam tambahan di meja.

-    Hindari makanan dan minuman yang tinggi gula seperti panganan yang menggunakan banyak sirup, gula pasir, gula merah, dan susu kental manis.

-    Hindari teh dan kopi karena mengandung kafein yang bisa membuat Anda dehidrasi.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan
Penting bagi Sahabat Sehat untuk tetap menjalankan pengobatan selama Ramadan. Tapi perlu Anda perhatikan, beberapa pengobatan bisa mengakibatkan kadar gula darah rendah. Meskipun begitu, tidak meminum obat justru bisa menambah risiko kadar gula darah rendah. Mungkin Anda perlu mengubah dosis dan jadwalnya. Anda perlu mengonsultasikannya dengan dokter Anda sebelum Ramadan dimulai.

Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia terjadi saat kadar gula darah berada di bawah 4,0 mmol/L. Jika Anda merasakan gejala gula darah rendah, Anda perlu segera membatalkan puasa. Jika memiliki alat pengukur gula darah, Anda harus periksa kadar gula darah Anda dan membatalkan puasa jika mengalami hipoglikemia.

Berikut ini gejala kadar gula darah:

-    Berkeringat berlebihan

-    Merasa pusing

-    Merasa cemas berlebih

-    Tidak enak badan

-    Gemetaran

-    Merasa sangat lapar

-    Terlihat pucat

-    Jantung berdetak cepat

-    Bibir kesemutan

Jika mengalami gejala tersebut, batalkan puasa dengan mengonsumsi camilan seperti selembar roti panggang atau semangkuk sereal.

Nah, Sahabat Sehat, selagi Anda masuk kategori yang masih dibolehkan berpuasa, tetap perhatikan hal-hal di atas agar puasa Anda lancar dan tidak menjadi penyebab masalah kesehatan lainnya. Jalani sebisa Anda, sesuai saran dokter, serta jangan paksakan diri Anda jika merasakan gejala hipoglikemia.
 


Konsultasi Diabetes

Konsultasi Diabetes

Temukan solusi bersama ahli.