Medically Reviewed by: dr. Laurencia Ardi, M. Gizi, AIFO-K - Healthcare Communicator Kalbe Nutritionals
Pembahasan mengenai laktosa untuk diabetes sering kali menimbulkan keraguan. Karena laktosa adalah jenis gula alami yang terkandung dalam susu, banyak yang khawatir dampaknya bisa buruk bagi kadar gula darah. Namun, faktanya tidak sesederhana itu. Mari kita cari tahu lebih dalam apa itu laktosa dan bagaimana pengaruhnya bagi para diabetesi.
Laktosa adalah salah satu kandungan utama dalam Air Susu Ibu (ASI), susu sapi, dan susu kambing. Komposisinya terdiri dari dua jenis gula sederhana (disakarida), yaitu glukosa (terkandung dalam bahan makanan lain) dan galaktosa (hanya terdapat dalam susu). Saat ini, banyak orang menyebut laktosa dengan istilah gula susu. Jumlah laktosa pada setiap jenis susu serta beragam produk olahannya ternyata berbeda-beda, khususnya jika produk tersebut sudah diberi aneka bahan tambahan lainnya.

Beberapa manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari konsumsi laktosa dalam jumlah tepat, antara lain:
Tubuh akan lebih optimal menyerap kalsium, magnesium, dan zinc ketika mendapat asupan laktosa dalam jumlah seimbang. Ketiga mineral ini memiliki fungsi vital, mulai dari menjaga kepadatan tulang, mendukung kesehatan otot, hingga menjaga sistem kekebalan tubuh tetap prima.
Kandungan ini dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik seperti bifidobacteria dan lactobacillus. Kehadiran bakteri baik sangat penting karena membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, melawan bakteri berbahaya, serta memperlancar proses pencernaan. Dengan demikian, risiko gangguan pencernaan bisa ditekan, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh secara alami.
Bagi Anda yang aktif bergerak. Gula alami ini dapat dimanfaatkan sebelum, selama, maupun setelah aktivitas fisik. Ketika dikonsumsi dengan porsi tepat, laktosa mampu menyediakan energi yang stabil tanpa menyebabkan lonjakan drastis kadar gula darah, sehingga cocok untuk mendukung performa tubuh.
Setelah mengenal apa itu laktosa, maka selanjutnya Anda juga patut mengetahui indeks glikemiknya. Indeks Glikemik (IG) laktosa berkisar di angka 39. Nilai tersebut lebih tinggi daripada fruktosa (IG=15-19) dan lebih rendah daripada sukrosa atau gula pasir (IG-65).
Fruktosa memang lebih manis daripada laktosa dan sukrosa serta tidak mudah memicu lonjakan gula darah. Namun, konsumsi berlebih dalam jangka panjang dapat membebani hati dan memicu penumpukan lemak. Karena itu, laktosa, sukrosa, dan fruktosa sebaiknya dikonsumsi secukupnya agar aman, terutama bagi diabetesi.
Laktosa adalah gula alami dalam susu yang dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa agar mudah diserap tubuh. Namun, sebagian orang memiliki enzim laktase terbatas sehingga sulit mencerna laktosa.
Kondisi ini disebut intoleransi laktosa dan dapat menimbulkan keluhan seperti perut kembung, nyeri, mual, muntah, sering buang angin, hingga diare dengan tingkat keparahan berbeda-beda.
Terkait diabetes, perdebatan soal laktosa memang masih ada. Namun, penderita diabetes tetap boleh mengonsumsi susu yang mengandung laktosa dengan catatan memperhatikan hal-hal tertentu

Penelitian menyebutkan, diabetesi masih aman mengonsumsi hingga 3 porsi susu rendah lemak per hari. Kandungan laktosanya tidak memicu lonjakan gula darah drastis sekaligus membantu memenuhi kebutuhan gizi penting seperti protein, kalsium, dan vitamin D.
Susu rendah lemak (skim) merupakan varian terbaik bagi diabetesi karena kandungan gula dan lemaknya lebih rendah daripada jenis susu lain. Sebaliknya, diabetesi wajib menghindari konsumsi susu apa pun yang kandungan gulanya tinggi, khususnya produk rasa susu yang telah diberi tambahan sukrosa agar lebih nikmat.
Jika ragu dengan dampak susu pada gula darah, periksa kadar gula sebelum dan sesudah mengonsumsinya. Konsultasikan juga dengan dokter untuk menentukan jenis dan jumlah susu yang aman.
Jangan lupa kalau konsumsi laktosa adalah pemicu gangguan pencernaan bagi orang-orang yang mengalami intoleransi terhadap zat tersebut. Jadi, diabetesi yang juga mengalami intoleransi laktosa sangat disarankan untuk menghindari konsumsi susu.
Sebenarnya laktosa memiliki manfaat untuk diabetesi, hanya saja perlu dibatasi untuk konsumsinya. Berikut ini beberapa manfaatnya:
Susu mengandung protein, kalsium, vitamin, dan mineral lainnya. Laktosa sebagai gula alami membantu menyediakan energi yang relatif lebih stabil.
Laktosa dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik, seperti bifidobacteria dan lactobacilli, terutama pada individu dengan intoleransi laktosa sebagian.
Ada studi yang menunjukkan bahwa konsumsi susu (yang mengandung laktosa) mungkin dihubungkan dengan risiko lebih rendah untuk diabetes tipe 2, bahkan pada mereka yang intoleran laktosa dengan tingkat keparahan ringan.

Menjaga hidup sehat untuk diabetesi bisa terasa rumit dan penuh batasan. Namun, Anda tidak perlu menghadapinya sendirian. Dengan semangat #StandByYou, Diabetasol menyediakan rangkaian solusi untuk menemani berbagai momen dalam hari Anda.
Diabetasol Milk merupakan nutrisi lengkap dan seimbang yang membantu mengontrol kadar gula darah Anda, diformulasikan khusus dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes maupun mereka yang menjaga pola makan sehat. Selain itu, Diabetasol juga aman bagi penderita intoleransi laktosa karena kandungan laktosanya yang sangat rendah.
Dengan semangat #StandByYou, Diabetasol tidak hanya menyediakan produk berkualitas, tetapi juga berdiri sebagai pendamping setia Anda dalam menjalani hidup sehat agar bisa #BahagiaBarengDia. Karena menjaga gula darah bukan perjuangan yang harus dijalani sendirian, Diabetasol selalu #StandByYou.
Langkah pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Yuk, cek risiko diabetes Anda dan cari tahu risiko diabetes Anda.
Kunjungi juga artikel menarik lainnya, lihat produk lengkap Diabetasol di product page, dan jika Anda memiliki pertanyaan, silakan langsung menuju Hubungi Kami.